Kisah driver transportasi online memang tidak ada habisnya.
Kejadian lucu, seram, sedih dan bahagia pun dialami oleh para driver ini.
Beberapa hari belakangan ini, sebuah kisah tersebar viral melalui aplikasi LINE.
Kisah ini menceritakan insiden yang dialami seorang driver GO-JEK.
Bukan insiden biasa, kejadian ini menyebabkan si driver GO-JEK akhirnya dipecat.
Potongan cerita dari LINE ini diunggah lagi oleh pemilik akun Twitter @nicoteane.
Dalam caption tertulis: "Not my story but it goes viral on Line."
*Bukan ceritaku tapi tersebar viral di Line
Berikut kisahnya:
"Sore ini, tdk seperti biasanya, saya terlibat dalam pembicaraan yang benar2 bikin sakit hati dan gemas dalam perjalanan pulang dengan GO-JEK.
Jadi, motor kami berpapasan dengan driver GO-JEK lain yang kebetulan dikenal driver saya.
Tapi wajahnya benar-benar tak terkatakan sedihnya.
Setelah saya tanya kenapa, ternyata akun GO-JEKnya baru saja di-suspend alias DIPECAT.
FYI, GO-JEK adalah satu2nya mata pencaharian sang Bapak yang juga punya anak dan istri.
Jadi, awalnya bapak ini mendapat orderan ITB-Baltos dari seorang customer wanita.
Setelah mereka bertemu, si customer minta diantarkan ke Baltos via Dipatiukur (DU), yang mana benar-benar keluar dari rute seharusnya.
Kemudian si Bapak bilang kalau akun mereka memiliki GPS yang dipantau server GO-JEK sehingga mereka tidak bisa lari dari rute.
Kemudian customer ini bilang kalau dia akan bayar lebih, dan akhirnya sang bapak setuju.
"Sore ini, tdk seperti biasanya, saya terlibat dalam pembicaraan yang benar2 bikin sakit hati dan gemas dalam perjalanan pulang dengan GO-JEK.
Jadi, motor kami berpapasan dengan driver GO-JEK lain yang kebetulan dikenal driver saya.
Tapi wajahnya benar-benar tak terkatakan sedihnya.
Setelah saya tanya kenapa, ternyata akun GO-JEKnya baru saja di-suspend alias DIPECAT.
FYI, GO-JEK adalah satu2nya mata pencaharian sang Bapak yang juga punya anak dan istri.
Jadi, awalnya bapak ini mendapat orderan ITB-Baltos dari seorang customer wanita.
Setelah mereka bertemu, si customer minta diantarkan ke Baltos via Dipatiukur (DU), yang mana benar-benar keluar dari rute seharusnya.
Kemudian si Bapak bilang kalau akun mereka memiliki GPS yang dipantau server GO-JEK sehingga mereka tidak bisa lari dari rute.
Kemudian customer ini bilang kalau dia akan bayar lebih, dan akhirnya sang bapak setuju.
Bapak ini pun mengantarkan customernya ke DU, tepatnya ke tempat print.
Ternyata, sebelum sang customer ngeprint, dia masih perlu mengedit filenya itu dan membuat si Bapak menunggu sampai 1 JAM (atau bahkan lebih katanya).
Setelah selesai dengan masalah print, si Bapak mengantarkan customernya ke Baltos sesuai permintaan.
Setelah turun, sang customer membayar si Bapak berlebih.
Ya, lebih TIGA RUBU RUPIAH saja.
Pastinya si Bapak tidak terima, beliau bilang "Yang benar saja neng, saya nunggu sejam cuma dikasih tiga ribu."
Akhirnya sang customer nambahin lima ribu lagi dan si Bapak pun pergi.
Kemudian saat si Bapak mendapat orderan baru, dia tidak bisa menerima orderan tersebut karena akunnya telah disuspend GO-JEK.
Customer sebelumnya memberi bintang 1 ke Bapak tersebut.
Dan yang lebih miris, dia meninggalkan note yang intinya berbunyi si Bapak telah MEMERAS customer tersebut.
Ternyata, sebelum sang customer ngeprint, dia masih perlu mengedit filenya itu dan membuat si Bapak menunggu sampai 1 JAM (atau bahkan lebih katanya).
Setelah selesai dengan masalah print, si Bapak mengantarkan customernya ke Baltos sesuai permintaan.
Setelah turun, sang customer membayar si Bapak berlebih.
Ya, lebih TIGA RUBU RUPIAH saja.
Pastinya si Bapak tidak terima, beliau bilang "Yang benar saja neng, saya nunggu sejam cuma dikasih tiga ribu."
Akhirnya sang customer nambahin lima ribu lagi dan si Bapak pun pergi.
Kemudian saat si Bapak mendapat orderan baru, dia tidak bisa menerima orderan tersebut karena akunnya telah disuspend GO-JEK.
Customer sebelumnya memberi bintang 1 ke Bapak tersebut.
Dan yang lebih miris, dia meninggalkan note yang intinya berbunyi si Bapak telah MEMERAS customer tersebut.
Saya sontak meminta nomor handphone customer tersebut.
Namun, handphone nya tidak terlacak dari histori handphone.
Apalagi namanya.
Saya juga menyarankan Bapak tersebut mengajukan banding.
Tapi beliau merasa itu sia-soa karena GO-JEK sangat menomorsatukan customer.
Tolong untuk yang merasa sebagai customer tersebut renungkan kelakuanmu dan pertanggungjawabkan.
Delapan ribu rupiah, plus opportunity cost si Bapak yang udah kamu PERAS selama satu jam.
Apakah pantas mendapat bintang 1 dan disebut sebagai MEMERAS?
Mungkin kamu bisa saja santai setelah kejadian tersebut, tapi si Bapak yang tadinya bisa mendapat orderan yang tidak sedikit dalam satu jam, sekarang jadi PENGANGGURAN gara-gara kamu.
Ingat, dia juga punya istri dan anak.
Dan sekali lagi, ini mata pencaharian beliau satu-satunya.
Bayangkan kalau beliau ayahmu.
Kalau kamu kira bikin akun GO-JEK yang baru itu mudah, kamu salah besar.
Perlu KTP dan plat nomor yang berbeda pastinya.
Dan ingat, GO-JEK selalu menomorsatukan customer.
Please, kalau kalian ga suka sama seorang driver, tegur saja secara langusng.
Karena rating yang kita berikan mempengaruhi hidup mereka.
*brb nangis di balik bantal*"
Singkat cerita, driver GO-JEK ini diperlakukan kurang adil oleh pelangganya.
Tak hanya mengantar diluar rute, customer tersebut memberi uang kompensasi yang dianggap terlalu sedikit.
Sang pelanggan yang merasa tidak puas memberikan penilaian buruk dengan memberi bintang 1.
Tak hanya itu, customer tersebut juga mengaku diperas oleh sang driver.
Hal inilah yang menyebabkan pemecatan sang driver.
Saksi kisah ini pun menghimbau agar orang-orang tak melakukan hal serupa.
Unggahan ini sudah di-retweet lebih dari 600 kali.
Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, ya.
Gimana pendapatmu tentang kejadian ini, guys?
Namun, handphone nya tidak terlacak dari histori handphone.
Apalagi namanya.
Saya juga menyarankan Bapak tersebut mengajukan banding.
Tapi beliau merasa itu sia-soa karena GO-JEK sangat menomorsatukan customer.
Tolong untuk yang merasa sebagai customer tersebut renungkan kelakuanmu dan pertanggungjawabkan.
Delapan ribu rupiah, plus opportunity cost si Bapak yang udah kamu PERAS selama satu jam.
Apakah pantas mendapat bintang 1 dan disebut sebagai MEMERAS?
Mungkin kamu bisa saja santai setelah kejadian tersebut, tapi si Bapak yang tadinya bisa mendapat orderan yang tidak sedikit dalam satu jam, sekarang jadi PENGANGGURAN gara-gara kamu.
Ingat, dia juga punya istri dan anak.
Dan sekali lagi, ini mata pencaharian beliau satu-satunya.
Bayangkan kalau beliau ayahmu.
Kalau kamu kira bikin akun GO-JEK yang baru itu mudah, kamu salah besar.
Perlu KTP dan plat nomor yang berbeda pastinya.
Dan ingat, GO-JEK selalu menomorsatukan customer.
Please, kalau kalian ga suka sama seorang driver, tegur saja secara langusng.
Karena rating yang kita berikan mempengaruhi hidup mereka.
*brb nangis di balik bantal*"
Singkat cerita, driver GO-JEK ini diperlakukan kurang adil oleh pelangganya.
Tak hanya mengantar diluar rute, customer tersebut memberi uang kompensasi yang dianggap terlalu sedikit.
Sang pelanggan yang merasa tidak puas memberikan penilaian buruk dengan memberi bintang 1.
Tak hanya itu, customer tersebut juga mengaku diperas oleh sang driver.
Hal inilah yang menyebabkan pemecatan sang driver.
Saksi kisah ini pun menghimbau agar orang-orang tak melakukan hal serupa.
Unggahan ini sudah di-retweet lebih dari 600 kali.
Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, ya.
Gimana pendapatmu tentang kejadian ini, guys?
0 Response to "Sedih, Seorang Driver Gojek Dipecat Gara-gara Pelanggan Tega Lakukan Hal Ini!"
Posting Komentar